Ambapers Beri Kontribusi untuk Pembangunan Kalsel

Ambapers Beri Kontribusi untuk Pembangunan Kalsel Banjarmasin, BARITO PT Ambang Barito Nusapersada (Ambapers) tidak terasa memberikan kontribusi pada pembangunan di Provinsi Kalsel selama puluhan tahun. Direktur Utama Khairil Anwar melalui Manager Umum, SDM dan Keuangan PT Ambapers Zainal Abidin menyebutkan, total pendapatan 100,16 persen untuk alur Barito, sedang pendapatan usaha minyak untuk awal tahun 2016 lalu tidak tercapai. “ Ya, sekitar 98,66 persen atau Rp381 miliar pendatapan total selama 2016 untuk PT Ambapers, dari target Rp386 miliar atau Rp 1,4 miliar yang tidak tercapai untuk pendapatan usaha minyak, atau 0,5 persen,” beber Zainal, Minggu (8/1). Namun, sambung mantan Manajer Keuangan PT Pelindo III Banjarmasin ini mengungkapkan, jika PT Ambapers mampu tertolong di kurs yang tinggi pada awal 2016, dan batubara naik untuk 3 bulan belakangan. "Hasil tambang untuk hutan kayu tinggi pun mampu mendongkrak pendapatan PT Ambapers melalui alur," tuturnya. Untuk 2017, Zainal mengaku tidak optimis dalam pendapatan batubara atau hanya 2,7 persen kenaikannya dari 2016, tetapi dipastikan Rp391 miliar untuk target 2017 mampu mendapatkan, meski dengan beban biaya mencapai Rp365 miliar. "Jadi Rp26 miliar laba 2017 ditargetkan, atau lebih besar dari 2016 yang hanya memperoleh laba Rp25 miliar," tandasnya. Zainal menyatakan, PT Ambaper sebagai penyumbang ke Pemprov Kalsel Rp22 miliar bisa melalui kontribusi langsung diambil 6 persen dari ambapers, serta pembagian deviden dari PT Bangun Banua atau sekitar Rp21 miliar untuk tahun 2016. Sementara, tahun 2015 mengalami penurunan, karena ada pembayaran sanksi pajak sebesar Rp8 miliar. Untuk 2016 tidak ada pembayaran sanksi pajak, sehingga kenaikan laba mencapai dua kali lipat. Apalagi, katanya, chanel fee hanya terdiri angkutan hutan kayu, batubara, dan batu split. "Kami optimis target 2017 tercapai, asal kebijakan pemerintah menunjang," katanya. Untuk itu, katanya, PT Ambapers mencari usaha lainnya, untuk bisa survive, sehingga aktivitas perusahaan tidak vakum. Permasalahan utama PT Ambepers, yakni 6 persen untuk PAD, sisanya untuk biaya keruk mencapai 83 persen dan Ambapers sendiri 11 persen. Alur Barito mampu beroperasi 24 jam, dan menjual ke pasal 5 LWS (1 LWS atau 1,5 meter kedalamannya) supaya aman, dan ke depan akan diperkuat kedalam 8 LWS. “Bahkan mampu melintasi alur Barito sebanyak 800 unit tongkang setiap bulan dalam kondisi normal,” imbuhnya. afdi/brt

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alumnus SHD dan SPP Gelar Reuni di Banjarmasin

Harga Promo Sepuasnya, Samosir Karaoke Dilaunching di Banjarmasin