Gagasan Mahasiswa STIMI Bantu Kementerian Desa








Gagasan Mahasiswa STIMI Bantu Kementerian Desa



Banjarmasin, BARITO
Seminar dan Dialog Interaktif "Mari Membangun Desa Melalui Perguruan Tinggi" menghasilkan pemenang kelompok yang digelar STIMI Banjarmasin, di aula RRI, Rabu (18/11).
Untuk lomba foto dan program yakni juara 1 kelompok 2, juara 2 kelompok 3, dan juara 3 kelompok 5.
Sebagai pemenang pertama Kelompok 2 memliki tema "Sejahtera Petaniku Maju Desaku".
Gagasan mereka untuk menjadikan produk beras Kalimantan Selatan dapat dikemas secara baik, sehingga mampu memajukan masyarakat pedesaan.

Selama ini hanya beras Jawa yang dikemas, sebab itu butuh inovasi agar beras Banjar Kalimantan Selatan juga bisa terkemas secara baik. "Kami ingin mengembangkan beras Kalimantan melalui kemasan agar memperoleh daya tarik masyarakat," kata mahasiswa STIMI yang gabung dalam Kelompok 2 Rian.
Senada itu, Ketua Kelompok 2 Anisa menilai, gagasan kelompoknya untuk diterapkan di Kalimantan Selatan, dengan kawasan untuk pedesaan Barito Kuala. "Ya, kita optimis bisa membantu Kementeri Desa, PDT, dan Transmigrasi RI untuk mengembangkan pedesaan melalui inovasi," katanya.
Ketua STIMI Banjarmasin Gusti Suryasari memastikan dibutuhkan penggalian jiwa mahasiswa untuk bisa membantu pemikiran dalam mengembangkan pedesaan sebagai nilai tambah.
Dia mencontohkan seperti bagaimana beras bisa menjadi kemasan untuk dapat dijual dan dihasilkan oleh pedesaan. "Kami sangat senang mahasiswa STIMI dapat membuahkan gagasan untuk membantu pemerintah dalam mengembangkan desa," kata Gusti Suryasari.
Nanti setelah STIMI, sambung Gusti Suryasari, Unlam juga akan menjadi salah satu pemberi gagasan dalam pembangunan desa. "Kami salah satu perguruan tinggi swasta yang menjadi objek pemerintah dalam mengembangkan desa," ujarnya sekaligus menyerahkan kenang-kenangan kepada pemenang kelompok, didamping pihak Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi RI.
Dalam kesempatan seminar dan dialog juga dihadirkan pengusaha sukses.
Pemilik Rumah Produksi Aneka Kripik Buah "Kanana" Sampurnawati mengungkapkan, wira usaha menjadi bagian untuk mengembangkan pedesaan. Namun, tetap diutamakan permodalan, apalagi menyangkut Usaha Kecil Menengah (UKM).
"Jadi setiap usaha harus ditentukan apakah kecil atau menengah, agar bisa mengelola secara baik dan termanagemen," kata Nana panggilan akrab pengusaha ini, saat memberikan materi seminar dan dialog interaktif oleh STIMI Banjarmasin,dihadiri mahasiswa semester 1-5 di aula RRI, Rabu (18/11).
Menurutnya, setiap produksi usaha harus memperhatikan kemasan, sebab di Kalsel tidak ada pabrik kemasan, sehingga harus order ke Jawa. "Nah ini harus menjadi terobosan, bagaimana kemasan bisa dibeli di Kalsel, tidak harus ke Jawa, sehingga biaya usaha bisa lebih murah, termasuk usaha kripik buah," tuturnya.
Ditanya soal keberadaan STIMI, Gusti Suryasari menyebutkan jumlah mahasiswa 600 orang STIMI Banjarmasin, atau terhimpun sekitar 100 orang setiap tahun.
Bahkan, tuturnya, sejumlah beasiswa diterima mahasiswa, seperti beasiswa PPA dan BBM, namun beasiswa Bidik Misi tidak dapat, sebab harus mencari mahasiswa miskin. "Bidik Misi sellau dievaluasi, dan sulit mencari mahasiswa miskin," katanya.
STIMI rekrut mahasiswa dengan jemput bola, sehingga mampu bertahan. "Kita selalu mengadakan even yang mampu menarik perhatian siswa, agar bisa berkuliah di STIMI," katanya.
Sedang kualitas dosen STIMI, katanya, cukup dan memenuhi standar, bahkan S-3 ada beberapa orang, termasuk S-2 juga terpenuhi. "Dosen kami di STIMI cukup untuk memenuhi kebutuhan belajar mahasiswa," ujarnya.
STIMI memliki program studi yakni managemen dan sekretaris, namun mendominasi mahasiswa managemen. "Sekarang managemen yang paling banyak diminati mahasiswa," tandasnya.
Akhir seminar dan dialog, diisi dengan stand up comedy oleh Gilang, untuk menghibur civitas akademika STIMI Banjarmasin. afdi/brt

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alumnus SHD dan SPP Gelar Reuni di Banjarmasin

Harga Promo Sepuasnya, Samosir Karaoke Dilaunching di Banjarmasin