PKBI Peringati IDAHOT 2016 di Banjarmasin

PKBI Gelar Peringatan IDAHOT 2016 Banjarmasin, BARITO Peringatan Idahot 2016 "Aksi Simpatik dan Pernyataan Sikap" Penghapusan Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan dan Anak, digelar Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kalimantan Selatan, berlangsung di Siring Sungai Martapura Jalan Piere Tendean Banjarmasin, Ahad (29/5). Direktur Eksekutif PKBI Kalsel Hapniah mengatakan, jangan dibiarkan kekerasan seksual. "Nanti pelaku seenaknya jika pelaku kekerasan seksual didiamkan saja," tutur aktivis perempuan itu saat menjadi pembicara di peringatan Idahot 2016. Wanita berkacamata itu menyebutkan, korban atau kelurganya banyak mendiamkan jika ada kekerasan seksual. sebab itu, dia meminta siapapun yang mengetahui adanya korban kekerasan seksual, agar segera melapor. "Kini selain polisi, juga ada P2TP2A, dan jangan malu melapor," tandasnya. Hapniah berharap, agar warga sekitar korban kekerasan memberikan dukungan kepada keluarga korban untuk melaporkan. "Ya, mungkin akibat hukuman tidak setimpal, sehingga keluarga korban enggan untuk cepat melapor," katanya. Jika takut melapor, sambungnya, kini telah ada perlindungan saksi dan korban. "Dan media menjadi faktor penentu untuk menyebarkan informasi agar korban terbantu,' ucapnya. Kini PKBI, kata Hapniah, telah melakukan konsuler kepada para korban kekerasan. "Petugas kami sangat siap dalam konseler untuk kekerasan anak," bebernya, yang mengakui baru pertama kali digelar Idahot 2016 di Indonesia. P2TP2A Kalimantan Selatan Denny mengatakan, maraknya kekerasan seksual terhadap anak, pasti ada faktor penyebab dan pemicu. "Terbukti tidak beban mutlak agama, seba ada saja guru agama yang melakukan kekerasan seksual," katanya. Selain itu, katanya, perlu pengawasan orang tua dan guru, agar anak dapat terpantau. "Ini ada kesempatan bagi pelaku, jika tidak ada pengawasan dari pihak terkait," ujarnya. Pemicu utama, tambah Denny, gambar, film, dan situs porno sangat menimbulkan gairah bagi pelaku seksual untuk Yayasan Lingkaran Harapan Banua Edo mengaku telah melakukan penanggulangan terhadap korban kekerasan seksual. "Penanggulangan untuk mencegah adanya kekerasan dan pelecehan seksual kepada perempuan dan anak. Ingat jika pelaku akan melakukan perkosaan, agar mengingat bahwa perempuan adalah ibunya, sehingga ketika akan memperkosa, tidak jadi melakukan," tutupnya. Hadir dalam kegiatan diskusi tersebut, mahasiswa ULM, komunitas, dan ratusan perempuan. afdi/brt

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alumnus SHD dan SPP Gelar Reuni di Banjarmasin

Harga Promo Sepuasnya, Samosir Karaoke Dilaunching di Banjarmasin