“Saya Ingin Bantu Masyarakat, Harga Gula Bisa Murah di Kalsel”

“Saya Ingin Bantu Masyarakat, Harga Gula Bisa Murah” Banjarmasin, BARITO Masyarakat Kalsel tidak lagi mendapatkan kebutuhan harga gula yang mahal. Kini harga diecer Rp17.000 dan di agen Rp14.700,-. Kalau kesediaan belum cukup, maka harga gula H-5 mencapai Rp20 ribu. H+7 ada lebaran hari raya ketupat di Jawa, bahkan setelah lebaran gula kosong sehingga harga mahal dan H-5 kapal pun tidak berangkat. "Ini yang harus diatasi. Jangan sampai harga gula tinggi. Tidak hanya Kalsel yang kurang gula, di Jawa Timur saja tidak ada gula sama sekali," tandas pengusaha gula H Aftahuddin saat berbincang dengan wartawan, Senin (23/5). Pelaku pasar tutup mata, dan malah mencari keuntungan sendiri. "Saya tidak mau seperti itu, dan berupaya untuk membantu masyarakat. Kalau saya ingin keuntungan sendiri, buat apa mempublikasikan," tandas H Aftah yang baru saja bermusyawarah dengan Dinas Perdagangan Kalsel. Dia mengaku, stok di Kalsel tidak aman, sebab itu perlu kebijakan pemerintah daerah. "Saya juga akan menghadap gubernur. Aku ingin bantu masyarakat, dan setelah ini saya akan terbang ke Jakarta untuk urusan gula," tutur pengusaha asli urang banua ini. Kalsel terkesan terjajah, sebutnya, apalagi oleh cukong-cukong di Jawa sangat dikuasai mereka. "Ini kan pemerintahan baru, dan saya berusaha untuk memberikan terbaik bagi masyarakat," ucap Ketua Koperasi Harum Manis Bersatu ini. Selama 15 tahun memegang persoalan gula, kata H Aftah, baru kali ini harga yang sangat melonjak. Ramadhan dan Idul Fitri, katanya, sudah diusahakan agar harga murah. "Stok hanya 1.000 ton di Kalsel, jika Ramadhan dan Idul Fitri meningkat menjadi 12.500 ton kebutuhan," katanya. Terkait gula rafinasi, dia memastikan hanya untuk UKM, dan kebutuhan UKM mencapai 5.000 ton. "Harusnya rafinasi bisa didistribusikan satu bulan hanya Idul Fitri. Artinya tidak untuk UKM saja. Ini kan seharusnya kebijakan pemerintah daerah saja," tutur H Aftah. afdi/brt